Minggu, 18 Mei 2008

Nikmatnya di Masjid Nabawi





























Bandung, 7 Juli 2006
Hari itu adalah hari ke-4, setelah meninggalnya putra pertama kami tercinta Muhammad Risyad yang dipanggil Allah masih dalam keadaan suci. Ia dilahirkan oleh istriku tercinta dalam keadaan normal, berat badan 3350 gram dan panjang 52 cm, rambut tebal dan kata teman-teman yang ikut memandikan dalam keadaan tersenyum. Masih dalam perasaan duka, rasanya tidak percaya ketika pertama mendapat kabar bahwa aku dan istri mendapatkan penghargaan untuk menunaikan ibadah umroh TELKOM 2006, dari sahabatku Gatot Imam. Setelah melewati tiga kali test, akhirnya Allah memberikan rizki ini kepada keluargaku diantara keluarga-keluarga di divisi riset TELKOM yang juga sangat berminat. Gembira, terharu sekaligus semangat bercampur aduk. Ini sekaligus sebagai introduction sebelum kami berdua menunaikan ibadah haji nanti agar mengenal medan dan mudah2an lebih sempurna dalam pelaksanaannya.
Sahabat-sahabat dekatku sendiri sudah banyak yang berangkat menunaikan ibadah haji, Totok, Gatot, Hadi Hariyanto mereka pada haji sebelum atau sekita berumur 30 tahun. Terus terang buatku menunaikan ibadah ini sudah ingin, cuma merasa belum siap dengan amalan-amalanku selama ini.
Sebetulnya pertama kali ikut test untuk mendapatkan penghargaan umroh ini semacam nyoba saja, karena kalaupun lulus, maka kemungkinan waktu pelaksanaan pada tgl 1-15 September 2006 istriku tidak mungkin bisa mendampingi karena sedang punya bayi kecil. Kata istriku, sudahlah mas ikut saja dulu, soal berangkat atau tidak itu urusan nanti. Allah Yang Maha Tahu, mempunyai rencana lain. Oleh Nya, semuanya diatur rapi dan tidak mengecewakan sama sekali.
Madinah, 4 September 2006
Pagi jam 0300 sudah siap dengan rapi, plus peci, plus sajadah terbaru yang aku beli di Yogya, ketika jalan-jalan sama istri di Al Fath, di Malioboro mau pergi ke Masjid Nabawi untuk mendapatkan tempat dikabulkannya doa; Raudhah, tempat antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW. Dasar biasa ga bawa sajadah kalau ke masjid, maka ketika sampai di depan masjid ternyata sajadah ketinggalan di loby Hotel Movenpick. Oaalah, jadi sajadah itu baru kepakai beberapa kali ketika solat di Hotel Papandayan Bandung saja. Hehe.
Subhanallah, nikmatnya beribadah di Masjid Nabawi, masjid yang luas, bersih, teduh, indah dan merupakan masjid dimana Nabi Muhammad SAW membangun ummat dengan fondasi Islam. Betapa indahnya kalau masjid itu seperti di masjid Nabawi. Mungkin tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Tidak ada komentar: