Jumat, 23 Mei 2008

Tehran-Dubai-Colombo

Bandara Imam Khomeini International Airport adalah bandara internasional yang menghubungkan Iran dengan dunia luar. Letaknya di luar kota Teheran. Kalau kita menggunakan taksi, biayanya kira-kira USD 18 atau 200.000 rial Iran atau 20 ribu toman. Di sana-sini ada himbauan kepada wanita dan remaja putri untuk mengenakan pakaian yang sesuai syarita Iran.

Gambar Suasana di Bandara IKIA.


Kalau di bawah ini adalah suasana pemandangan di Bandara Dubai, Uni Emirat Arab, yang merupakan salah satu hub terpenting saat ini. Kita tidak merasa kalau sedang berada di negara Arab, karena pemandangannya sudah seperti pemandangan di negara non arab saking banyaknya orang berlalu lalang dari berbagai jenis kulit, bangsa dan bahasa.


Gambar Bandara Dubai 1

Gambar Bandara Dubai 2

Ada salah satu jenis masakan terkenal untuk daerah Iran dan Pakistan yaitu Ayam Tandouri (tandouri chicken). Ayam ini dibakar diberi bumbu-bumbu khas Timur Tengah. Rasanya gurih dan sedikit basah.
Gambar Ayam Tandouri
Uni Emirat Arab tidak hanya membuat hub internasional terpenting di kawasan Timur Tengah, namun juga mempunyai maskapai penerbangan yang terkenal dengan pelayanan prima. Maskapai ini juga mensponsori stadion utama klub Liga Inggris papan atas Arsenal. Bahkan pernah mengadakan suatu liga antara klub besar di masing-masing negara. Maskapai tersebut adalah Emirates Air. Aku pakai penerbangan ini ketika ke Iran. Fly Emirates!

Gambar Suasana Fly Emirates

Para kaum Mullah Iran, bole meruntuhkan hegemoni kaum kapitalis yang didukung Amerika. Namun ketika berhadapan dengan kegemaran orang Iran akan sepakbola mereka tidak berani untuk mengharamkan olahraga ini. Di belakang sana terlihat Azadeh Square, yaitu stadion sekaligus menjadi tempat berkumpul orang Iran. Bila mereka melakukan demo, biasanya mereka melakukan starta dari Azadeh Square ini.
Gambar Monumen Azadeh


Orang-orang Iran sangat suka bertamasya dengan keluarga. Mereka sekeluarga sering membawa bekal makanan kemudian berkunjung ke taman-taman kota. Seperti di Teheran, terdapat suatu taman tempat orang berkumpul pada sore hari. Mereka berjalan-jalan menikmati suasana sejuknya udara taman yang dekat dengan kota.
Gambar Sore hari di Taman Kota, Teheran

Dari dalam pesawat sempat saya mengabadikan pemandangan kota Teheran, Iran. Merupakan salah satu kota terpadat di Iran yang sekaligus ibu kota. Dulu ceritanya menjadi ibu kota Iran, karena supaya lebih dekat dengan perbatasan Rusia agar wilayah tersebut lebih terjaga. 100 tahun yang lalu Iran pernah konflik dengan Rusia. Gambar Pemandangan Kota Teheran dari Pesawat (eye bird)
Kembali ke Dubai, setiap pembelanjaan barang di mall di dalam bandara anda berkesmpatan memenangkan hadiah yang dipajang di bawah ini.
Gambar Which you prefer?

Inilah pemandangan sudut kota di Teheran. Tenang dan teratur dengan pepohonannya. Masyarakatnya santun, ramah dan percaya diri.
Gambar Sudut Kota Teheran di sore hari

Menunggu penerbangan ke negara masing-masing kami berlima sempat jalan-jalan ke Taman Kota. Sambil nantinya beli makan malam.
Gambar Hazim-penulis(Indonesia), Sami (Tunisia), Ananta (Nepal), Harri (Nepal).
Di sudut-sudut kota banyak toko yang menjual kacang-kacangan. Yang paling terkenal kacang dari Iran katanya kacang Pistacio. Aku sempat beli 50 USD. Rasanya gurih, renyah dan ada yang asin ada yang manis.
Gambar Toko Kacang-kacangan.

Sebelum pulang ke Jakarta, pesawat sempat mampir ke Kolombo, Sri Langka. Kotanya masih rawan karena masih ada konflik antara pemerintah berkuasa dengan pembrontak, kelompok Macan Tamil. Di pinggir bandara terlihat meriam, kendaraan tentara dan tentu tentara yang siap mengantar anda bila anda berniat turun dari pesawat.
Gambar Bandara Kolombo, Sri Langka.

Selasa, 20 Mei 2008

Vancouver, Kanada

The Fairmont Hotel Vancouver, 7 Maret 2005

Pagi ini jam 4:30 local time hari ke-7 Maret 2005, aku sudah bangun, karena sudah tidak bisa tidur lagi. Mungkin ini yang namanya jet leg. Ini malam pertama aku tinggal di Vancouver, BC. Uff, perjalanan yang cukup melelahkan dari Bandung-Gambir dengan KA, Gambir-Cengkareng dengan Bus, Cengkareng – Taipei, nunggu untuk transfer selama 3,5 jam di Bandara Chiang Kai Sek, dan Taipei – Vancouver selama 12 jam dengan penerbangan pesawat. Total waktu perjalanan kurang lebih 24 jam.
Gambar 1. Anggrek di Chiang Kaisek Airport Taiwan

Untung beberapa waktu yang lalu ada teman yang menyarankan untuk pasang Islamic Finder, jadi saya langsung bisa set up notebookku dengan jadwal waktu sholat lokal. Setelah sholat shubuh (jam 6:16) dan baca Al Qur an, aku mulai baca dokumen yang akan dirapatkan tanggal 8 Maret nanti. Sambil nonton tv aku mulai menulis untuk mulai mencatat kegiatan ku kali ini. Di sini ternyata ada acara Blue Clue’s tentang mengajarkan sesuatu ditemani anjing blue yang selalu memberikan clue dan diputar di salah satu televisi di Indonesia. Biasa di Bandung ketika sedang minum kopi sebelum berangkat ke kantor aku nonton tayangan ini.

Tadi malam setiba di hotel, kita bertiga sempat nyari makan makan di luar meskipun keadaan gerimis. Di bulan Maret rata – rata curah hujan di Vancouver memang masih cukup tinggi, kalau menurut website travel agent, yaitu hingga 105 mm. Kota ini banyak penduduk Asianya. Hal ini terlihat di jalan – jalan terlihat etnik Cina, India, Philipina dan Indochina sudah native di sini dengan membuka toko-toko di jalan – jalan utama. Karena sudah agak capek akhirnya kita putuskan untuk makan di restoran terdekat, yaitu Red Robin. Aku memesan Burger Banzai dan orange juice dengan apetizer chicken dan kentang. Ukurannya wuih besar amat hehe. Ga habis deh! Di sebelahku lagi ada anak – anak teenager pada ngerayain ultah, porsi segitu pada habis loh.
Gambar 2. China Town di Kanada

Biasanya selama ini aku pergi abroad hanya di kawasan Asia dan Australia, walaupun pernah beberapakali merencanakan dan gagal ketika mau ke San Diego dan Stockholm. Ga papa lah ternyata ini, it is matter of time, hanya masalah waktu saja. Dari Vancouver ini kami akan menyeberang perbatasan ke Seatle, US. Tapi aneh nih, hotel dengan harga $495 kok gak nyediain sandal, sisir, sikat gigi dan odol ya, padahal aku ga bawa dari Indonesia...:-(. Untung aku bawa sikat dan odol yang disediain di pesawat tadi malam. Yah ga sisiran ga papa lah, asal dikasi minyak rambut kan sudah cukup rapi. Toh rambutku mau disisir maupun tidak ga ada bedanya!

Fairmont Hotel Vancouver, 8 Maret 2005

Kemarin siang, setelah sarapan pagi di Restoran Hotel, kita langsung mempersiapkan untuk perjalanan city tour. Ada dua agenda yang kita lakukan, yaitu pertama jalan – jalan seputar kota Vancouver dan yang kedua city tour dengan travel agent untuk mengunjungi wilayah sekitar Vancouver.

Hotel kami terletak di jalan George Viaduct, di downtown Vancouver. Jalan keluar dari hotel kita pergi menuju ke Fairmont Waterfront, yaitu suatu pantai seperti pelabuhan dimana kita bisa melihat peninggalan – peninggalan perang pada tahun 1940-an. Di sana ada gedung teater British Columbia Stadium Palace dan museum tentara angkatan laut Kanada, dan di luarnya kita bisa melihat foto – foto tentara yang berjasa mempertahankan perang waktu itu, di Front Bering. Setelah puas menggambil gambar di wilayah itu kita bergerak menuju pusat perbelanjaan barang dan souvenir Kanada. Aku pengin beli topi polisi kehutanan Kanada (Royal Canadian Montain Police-RCMP) yang khas itu.


Gambar 3. Gass Town


Satu – persatu toko kami datangi, dan hemmm….ternyata barang-barangnya lumayan mahal …at least for mine….hehe. Tapi setelah berkali – kali masuk ternyata aku tidak dapat menahan juga untuk membeli jaket dengan harga saya pikir affordable lah buat kantong saat itu, CAN $78 termasuk pajak. Tadinya aku juga mau beli banyak – banyak untuk cindera mata, tapi eit tunggu dulu kita harus lihat – lihat yang lainnya sebelum memutuskan untuk beli. Karena biasanya di sana – sana nanti akan lihat bahwa ada harga yang lebih murah dan barangnya tidak kalah bagusnya. Gara – gara aku beli dua temanku yang lain juga ikut2an beli jaket dan oleh2 buat istri dan anak2nya. Ketika menunggu teman2 lagi milih2 aku diajak ngobrol dengan penjaga tokonya. Gadis muda berwajah hispanic. Dia nanya apakah kita dari Mexico? Oh salah kita dari Indonesia. Ternyata dia orang dari Peru, yang sedang sekolah disini dan bekerja sambilan. Katanya banyak juga loh orang Indonesia yang tinggal di Vancouver. Satu hal yang saya lihat adalah memang Vancouver kotanya sangat ramah. Mereka sangat welcome so far. Mulai dari ketika kita masuk ke restoran hotel, lihat jaket di hotel, bahkan dimanapun mereka hemmm…sangat menghormati setidaknya dengan kata how’s everything? hi have a good day? Dan thank you eventhough we don’t buy anything from them.
Setelah itu kita keluar dan melihat jam yang digerakkan dengan pipa gas dari bawah tanah -Gastown Steam Clock di Gastown, yang sangat terkenal karena keunikannya. Setiap ¼ jam jam tadi akan berbunyi dengan westminter chime, seperti nada yang sering kita dengar di station kereta api itu. Di sini letaknya dengan Chinatown jadi sudah pasti diketahui akan banyak perbelanjaan, meskipun banyak juga yang jualan orang – orang beretnik India dan asia lainnya.

Karena bawa barang – barang belanjaan, maka kami memutuskan pulang dulu sekalian makan di restoran hotel serta tentu saja untuk sholat dhuhur-ashar. Kami memesan city tour dari concierge hotel jadi tagihannya langsung include di-bill biaya hotel. Bersama kami ada dua orang dari Ontario, cewek yang satunya berwajah latin …sangat cantik. Sedangkan yang satunya bule biasa saja. Jadi dalam satu bis kami hanya berlima, biasanya sampai 40-an orang.

Perjalanan kami adalah menuju ke nort vancouver dimana tujuan akhir adalah menuju puncak dari kota vancouver yaitu Grouse montain. Sebelum itu kita akan melakukan adventure ke Capilano Suspension Bridge, suatu jembatan gantung yang menghubungkan dua kawasan hutan yang dilindungi – paling utama adalah jembatan di ketinggian 80 m dan panjang 150 m. Di sana sebetulnya hanyalah semacam hutan dengan pohon2 tua douglas-fir dan pohon semacam pinus, serta pohon Maple-daunnya digunakan sebagai lambang bendera Kanada yang dilindungi. Tapi pemeliharaannya sangat bagus karena pengunjung dibuatkan suatu jembatan gantung untuk mengitari hutan sehingga tidak merusak dan aman dari pohon – pohon sekitarnya. Pohon douglas –fir yang terbesar adalah dengan ketinggian sekitar 200 m, diameter 6 m, berumur 300-an tahun. Selain itu ada pula rumah – rumah tyee yang dibuat dari kayu di ketinggian bukit serta rumah semacam orang amerika imigran dari eropa jaman dulu seperti di film-film koboi itu.




Gambar 4. Grouse Mountaint

Sekitar jam 14:30 kita berangkat menuju ke grouse montain dimana disana pada musim seperti saat ini masih ada salju. Di wilayah itu juga masih banyak hewan yang dilindungi di sana seperti beruang grizly bear dan greese hidup di hutan. Dalam menuju ke puncak dari pos bawah kita naik gondola di mana di sana kita juga akan mendapati restoran dan teater in the Sky. Pada musim panas gunung ini dapat didaki seperti gunung Alpine dan banyak para penantang maut melakukan olahraga tandem paradigling. Pas kita sampai diatas akhirnya kita mendapati salju dan sempat lempar-lemparan bola salju selain menggambil gambar di patung – patung Indian. Sepanjang di dalam gondola kita dapati orang – orang dari multi bangsa pada naik untuk main ski termasuk orang China dan Jepang, tidak apakah mereka khusus datang ataukah sudah menjadi penduduk Kanada. Kita turun dari gunung sampai di pos terakhir di bawah sekitar jam 18:00 dan sekitar 15 menit akan sampai di hotel.


23:12:00; 8 Maret 2005

hari ini adalah hari pertama conference. Ada banyak agenda yang dibahas tentang terminal CDMA ini. Ada banyak wakil dari berbagai operator, vendor dan lembaga independen yang hadir dalam acara tersebut. Seperti biasa dalam seminar yang saya ikuti di luar negeri, selalu saja ada berbagai suku bangsa di dunia berkumpul di sini.

Sekitar pukul 18:00, setelah selesai conference kita berangkat jalan kaki menuju ke British Columbia Palace Stadium. Di sana kita akan mengadakan acara dinner di Yacht Charter & Marina di belakang Edgewater Casino. Sampai di sana kita kumpul di dek kapal bagian bawah untuk ngobrol lebih santai daripada sebelumnya. Kenalan dengan banyak orang membuatku lebih belajar bahwa setiap bangsa selalu akan punya keunikan, misalnya orang dari China, Korea dan Jepang relatif memisahkan dari orang lain. Tidak tahu apakah kendala bahasa yang menjadikan mereka berbuat seperti itu. Sedangkan orang keturunan Eropa Timur akrab dan banyak leluconnya. Bahkan ada salah satu orang, namanya Aaron Konvisser dari Nokia, di hari berikutnya bawain aku sirup dari daun Maple (lambang bendera Canada) dan wine (icewine-wine putih) buatan Kanada sebagai lambang persahabatan. Mungkin dia tidak tahu kalau muslim tidak boleh minum wine. Sebagai gantinya temanku dari Indosat yang kebetulan bersamaku memberikan dia bandrek buatan Bandung.


Gambar 5. Museum Waterfront

Di kapal yacht itu kami berputar mengelilingi kota vancouver dan mengadakan acara dinner di dek kapal bagian atas. Sudah lazim kali ya setelah acara makan selesai pada bercanda macam – macam dengan diselingi banyak-banyakan minum wine dan bir. Di meja bagian lain pada teriak-teriak dan mabuk-mabukan. Untung saja aku bareng dengan meja yang agak sopan walaupun sekali – sekali saya keluar untuk melihat keadaan vancouver di malam hari. Sekitar jam 22:00 kami selesai makan dan kembali ke hotel dengan jalan kaki diiringi hujan gerimis. Ugghhh…

9 Maret 2005

Setelah rapat membahas tentang Location Base Services yang sangat low level dan menjemukan akhirnya selesai juga pada jam 16:00. Namun masih ada satu lagi yang harus dibahas yaitu masalah Java di mobile handset. Aku ngantuk sekali sebenarnya, namun pengin tetap mengikuti. Di akhir acara aku berkenalan dengan orang dari Telus, operator dari Kanada, yang berdarah Afghanistan. Dia, yang masih keluarga Sultan Mahmud Ghaznawi, yang raja Afghanistan itu sudah pindah ke sini sejak 1995 dan bekerja di sini.

Malamnya kita dinner di restoran Yachboat, dekat pantai juga. Sebetulnya aku kurang suka juga loh tiap malam acaranya dinner begini, yang nantinya pasti ada aroma wine dan teriak – teriak. Tapi apa boleh buat karena memang agendanya seperti itu yah tidak bisa menolak lah. Restoran ini sangat penuh orang, walaupun mahal sekali. Karena satu lobster katanya bisa mencapai 200 bucks (200 USD). Saya tidak tahu benar apa tidak. Makanya ketika aku tidak habis makan lobster bule di sampingku, Ted Mahan-US Cellular, bilang boleh apa tidak dia ambil capitnya. Oh silakan saja saya bilang, saya sudah cukup kenyang dengan kalamari dan steak-nya yang besar. Sedangkan disamping kiriku ada orang berkebangsaan India yang bekerja di vendor Amerika, tidak makan banyak tetapi suka sekali dengan kerang. Jatahku aku kasi saja ke dia yang isinya kerang. Sedangkan di depanku sebelah kiri Tommy Le yang berkebangsaan Vietnam lumayan ramah. Di depan sebelah kanannya Greg Green orang hitam, yang ehm..sangat menarik kalau dia berbicara seperti nge-rap gitu, tapi baik sekali kelihatannya. Uh I am truly faucking full, katanya. Jam 22:00 lewat kita pulang dengan jalan kaki sambil melihat kota Vancouver selama dalam perjalanan. Akhirnya sampai juga di hotel, aku mandi-sholat isya dan zzzzzzz…rghhh….tidur deh.

10 Maret 2005

Jam 3:30 (jam 18:00 waktu Indonesia) aku sudah kebangun. Mungkin jam biologisku belum menyesuaikan dengan di sini. Ini hari saya harus ngurus tiket pesawat buat balik ke Indonesia, kalau tidak ingin terlantar di Canada hehe. Tapi sudah aja lah mungkin yang pada baca mulai bosan.

Minggu, 18 Mei 2008

Nikmatnya di Masjid Nabawi





























Bandung, 7 Juli 2006
Hari itu adalah hari ke-4, setelah meninggalnya putra pertama kami tercinta Muhammad Risyad yang dipanggil Allah masih dalam keadaan suci. Ia dilahirkan oleh istriku tercinta dalam keadaan normal, berat badan 3350 gram dan panjang 52 cm, rambut tebal dan kata teman-teman yang ikut memandikan dalam keadaan tersenyum. Masih dalam perasaan duka, rasanya tidak percaya ketika pertama mendapat kabar bahwa aku dan istri mendapatkan penghargaan untuk menunaikan ibadah umroh TELKOM 2006, dari sahabatku Gatot Imam. Setelah melewati tiga kali test, akhirnya Allah memberikan rizki ini kepada keluargaku diantara keluarga-keluarga di divisi riset TELKOM yang juga sangat berminat. Gembira, terharu sekaligus semangat bercampur aduk. Ini sekaligus sebagai introduction sebelum kami berdua menunaikan ibadah haji nanti agar mengenal medan dan mudah2an lebih sempurna dalam pelaksanaannya.
Sahabat-sahabat dekatku sendiri sudah banyak yang berangkat menunaikan ibadah haji, Totok, Gatot, Hadi Hariyanto mereka pada haji sebelum atau sekita berumur 30 tahun. Terus terang buatku menunaikan ibadah ini sudah ingin, cuma merasa belum siap dengan amalan-amalanku selama ini.
Sebetulnya pertama kali ikut test untuk mendapatkan penghargaan umroh ini semacam nyoba saja, karena kalaupun lulus, maka kemungkinan waktu pelaksanaan pada tgl 1-15 September 2006 istriku tidak mungkin bisa mendampingi karena sedang punya bayi kecil. Kata istriku, sudahlah mas ikut saja dulu, soal berangkat atau tidak itu urusan nanti. Allah Yang Maha Tahu, mempunyai rencana lain. Oleh Nya, semuanya diatur rapi dan tidak mengecewakan sama sekali.
Madinah, 4 September 2006
Pagi jam 0300 sudah siap dengan rapi, plus peci, plus sajadah terbaru yang aku beli di Yogya, ketika jalan-jalan sama istri di Al Fath, di Malioboro mau pergi ke Masjid Nabawi untuk mendapatkan tempat dikabulkannya doa; Raudhah, tempat antara mimbar dan makam Nabi Muhammad SAW. Dasar biasa ga bawa sajadah kalau ke masjid, maka ketika sampai di depan masjid ternyata sajadah ketinggalan di loby Hotel Movenpick. Oaalah, jadi sajadah itu baru kepakai beberapa kali ketika solat di Hotel Papandayan Bandung saja. Hehe.
Subhanallah, nikmatnya beribadah di Masjid Nabawi, masjid yang luas, bersih, teduh, indah dan merupakan masjid dimana Nabi Muhammad SAW membangun ummat dengan fondasi Islam. Betapa indahnya kalau masjid itu seperti di masjid Nabawi. Mungkin tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Shenzhen II...(lagi)

Mengunjungi kota Shenzen, sebuah kota modern cina di wilayah yang berbatasan dengan Hong Kong, SAR selalu menjadi menarik. Karena berarti ada acara makan masakan China yang enak, belanja murah di wang jang be atau di zhuhai untuk electronic ataupun ke jalan Dong men yang berada di pusat kota.
hari itu tgl 8 April 2007 sore kita tiba di Hotel Panglin, setelah sekitar 1 jam-an dari bandara Hong Kong kita menuju Shen zen dengan jalur darat. Kalau di Indonesia mobil Alphard atau Mercedes lampu kacang adalah mobil mewah, maka bagi Hong Kong mobil-mobil ini adalah sebagai travel. Seperti biasa karena rombongan kita dijemput dengan mobil alphard.
Yang paling berkesan kunjungan kita kali ini adalah kembali kita ketemu dengan masakan halal ala shinjiang yaitu sate kambing (kebab) yang dipanggang garing tapi empuk, gurih dan pedas. Juga daging kambing bagian paha yang entah digoreng atau diapakan ya tapi rasa gurih garing dan tanpa minyak. Juga di depan masjid shenzen ada warung-warung china muslim, yang jualan seperti miso langsung dibuat ditempat tersebut. Harganya murah cuma 5 RMB (sekitar enam ribu rupiah), tapi sudah dapat satu mangkuk besar. Mungkin kalau di Jakarta harganya dah diatas sepuluh ribu deh.
Oh ya pada tgl 12 nya kita pergi ke Guang zhou, sebuah kota tua dan besar serta kosmopolitan. Di sana sudah banyak kita bertemu dengan bangsa-bangsa lain seperti orang kulit hitam, orang arab libanon atau eropa. Kita berkunjung ke museum yang menyimpan barang-barang peninggalan jaman dahulu seperti bantal yang terbuat dari keramik dari berbagai wilayah di china. Juga adalah mummi raja yang sudah ratusan tahun. Serta ditemukannya makam raja yang meninggal didampingi oleh para pengawal pribadinya, istri, juru masak, pemain musik, penasehat kurang lebih ada 17 pendamping. Mereka katanya dibunuh untuk menemani raja di alam kubur.
Di hari tgl 11 kita diajak ke Zhuhai yaitu kota yang menjadi gerbang china daratan dari Macau. Di sana kita bisa membeli segala macam barang elektronik tiruan dan murah. Kamu bisa bayangkan memory disk 64 Gb hanya dengan 100 RMB (seratus dua puluh ribu), gila enggak coba! Wah ternyata juga ada handphone N73 yang murah cuma 800 RMB (sekitar satu juta rupiah), tapi seteleh kita periksa ternyata bukan buatan NOKIA tap.....NCKIA hehehe. Akhirnya aku hanya beli mainan helikopter yang seharga 115 RMB buat dibawa ke Indonesia.
Hari terakhir kita jalan-jalan ke wang jang be yang terkenal dengan barang electronik murah tiruan di kota shenzen sendiri. Aku ga beli apa2, habis pada thn 2006 lalu beli SD card kecewa ketika sampai di Indonesia error.
Mau balik ke Indonesia....wah ternyata tasnya ga cukup, akhirnya aku beli tas travel. Merknya terkenal, namun palsu, tapi cukup bagus dan kuat. Minta nya harga 240 RMB, langsung aku tawar 120 RMB. Gila! Kamu orang dari Philipina ya kok nawarnya murah. Oh enggak saya dari Indonesia. Katanya, Indonesia nawar murah-murah kalau singapura ngasi harganya bagus. Akhirnya ketika mau aku tinggal pergi dikasi juga dengan harga 120 RMB. Hehehe...

Jumat, 16 Mei 2008

Analisis Performansi Jaringan CDMA

Memang menyebalkan kalau saat berbicara di telepon seluler untuk urusan penting tiba-tiba hubungan telepon kita terputus dan ketika mau menghubungi lagi sulit mendapatkan saluran. Bagi operator penyelenggara jaringan hal seperti ini harus diwaspadai kalau tidak ingin pelanggannya dengan mudah berpindah ke operator lain. Sedangkan bagi para insinyur telekomunikasi ada baiknya untuk mengetahui mengapa hal ini terjadi apalagi bagi kalangan yang ingin lebih dalam memahami dunia seluler.

Permasalahan unjuk kerja pada jaringan yang masih baru, sering dialami oleh operator telekomunikasi seluler baik yang berbasis GSM maupun CDMA. Kejadian seperti dropcall ketika sedang berbicara, gagal hand off, atau call set up yang lama adalah hal yang biasa ditemui. Banyak faktor yang berkontribusi terhadap kejadian tersebut, baik karena perancangan sisi radio atau perencanaan PN, peramalan trafik yang tidak tepat, perencanaan link budget yang kurang, dan pada ujungnya adalah karena desain jaringan yang tidak optimal. Dalam tulisan ini akan dipaparkan mengenai berbagai hal yang mempengaruhi unjuk kerja jaringan CDMA beserta pemecahannya.

Untuk lebih lengkapnya baca di link bawah ini:
http://www.ristinet.com/index.php?ch=8&lang=ind&s=7a637083eac4db990449493ca10cf3d3&n=219

Kamis, 15 Mei 2008

Benarkah WiMAX Mengalahkan 3G?

APAKAH WiMAX Itu?
Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMAX) merupakan evolusi dari teknologi Broadband Wireless Access (BWA) sebelumnya. Bila teknologi BWA sebelumnya masih proprietary, maka teknologi WiMAX bersifat open standar. Dalam arti komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan (tidak proprietary).

Mau baca lengkap klik link di bawah ini.

http://www.ristinet.com/index.php?ch=8&lang=ind&s=7e2e72191fb7d775cbd08d73f7aa62e2&n=363

Perkenalan Dengan Teknologi Mobile TV

Layanan Mobile TV yang dilewatkan pada teknologi 3G telah dinikmati pelanggan di dunia, tidak terkecuali pelanggan di Indonesia. Namun kualitas layanan, seperti resolusi gambar yang diberikan oleh teknologi ini belum memuaskan. Konsumsi kanal terhadap sumber daya frekuensi juga sangat boros. Dari segi variasi siaran dan cakupan layanan Mobile TV dengan 3G masih terbatas. Sehingga dari sisi penyelenggaraan masih dirasakan mahal ongkosnya bagi penyelenggara layanan yang notabene adalah operator seluler. Mereka dapat dikatakan belum dapat memetik hasil dari layanan ini karena tanggapan pelanggan terhadap layanan ini belum cukup menggembirakan.

Selain dengan teknologi seluler, layanan Mobile TV dapat diselenggarakan dengan teknologi siaran yang diperuntukkan bagi terminal layar kecil seperti layar 2 inci. Terminal penerima layanan dapat berupa terminal seluler maupun terminal khusus semacam gadget yang memang dirancang untuk penerima Mobile TV. Pita frekuensi siaran yang digunakan berbeda dengan pita frekuensi yang digunakan seluler. Ada beberapa standar teknologi siaran Mobile TV yang dikembangkan di dunia. Teknologi yang disampaikan di sini adalah yang cukup dominan berpotensi menjadi pemimpin pasar karena ketersediaan teknologi dan kesiapan penggelaran hingga akhir 2007. Beberapa teknologi tersebut adalah sebagai berikut dibawah ini.

A. Digital Multimedia Broadcasting (DMB)
DMB adalah teknologi yang merupakan modifikasi dari teknologi Digital Audio Broadcasting (DAB) yang sebelumnya berkembang di kawasan Eropa Timur dan Korea Selatan. Semula sistem ini dirancang hanya untuk layanan audio seperti siaran radio FM. Karena sistem DAB tidak laku di pasar, kemudian timbul ide untuk memperkaya kemampuan dari sekedar audio menjadi berkemampuan video juga (multimedia). Teknologi DMB dikembangkan pertama kali pada tahun 2005 di Korea Selatan. Sekarang teknologi ini juga dikembangkan oleh sebagian negara-negara di Eropa dan China. Teknologi DMB dapat didekati dengan dua tipe jaringan. Pertama DMB Terrestrial (T-DMB) yaitu jaringan yang dijalankan dengan jaringan transmisi terrestrial dan gap filler. Kedua adalah DMB Satellite (S-DMB) yaitu jaringan transmisi siaran TV digital memanfaatkan jaringan satelit dan gap filler untuk mencakup wilayah blankspot.



Sumber: Past, Present and Future of TDMB, Mobile TV, 22th November 2005, LG Electronic
Gambar 1. Teknologi DMB

Konsep blok diagram sistem DMB secara keseluruhan terdiri dari Subsistem DAB, Subsistem MPEG-4 dan Subsistem MPEG-2. Sistem DAB untuk mendukung layanan audio dan data dengan kecepatan mencapai 1,5 Mb per detik, sedangkan sistem DMB untuk mengkodekan data video menggunakan teknik Advanced Video Codec (AVC) dan data audio menggunakan teknik Bit Sliced Arith-metic Coding (BSAC). Koreksi kesalahan di penerima dilakukan menggunakan perangkat pengkode Reed Solomon (RS) dan convolutional interleaver yang berfungsi sebagai pengkodean kanal. Fungsi multipleks (MUX) untuk menyisipkan kanal terkodekan MPEG-2 transport stream (TS) ke keluaran dari sistem DAB menjadi sebuah frame-frame Ensamble Transport Interface (ETI) setiap 24 mili detik.

Layanan sistem DMB dikategorikan menjadi layanan audio only, video dan data. Kualitas audio yang diberikan adalah stereo setara dengan kualitas audio CD. Sedangkan Video adalah layanan utama sistem DMB. Pengalaman di Korea Selatan menyatakan bahwa akses layanan mobile TV dalam kendaraan dengan kecepatan 150 km/jam masih dapat diterima dengan baik. Untuk memberikan keperluan siaran seperti program, layanan data yang diperlukan dapat diberikan sistem T-DMB. Selain dua layanan diatas ada juga layanan data diantaranya adalah electronice program guide (EPG).

Jaringan DMB dapat dikombinasikan dengan jaringan seluler agar mampu mendukung layanan siaran TV, radio dan data lengkap dengan kemampuan interaksi. Untuk pengiriman sinyal informasi yang bersifat siaran dilewatkan jaringan DMB, sedangkan informasi yang disampaikan dari pengguna ke jaringan dilewatkan melalui jaringan seluler. Jaringan seluler dapat menggunakan platform jaringan 3G dari keluarga GSM maupun dari keluarga CDMA. Jaringan seluler juga dapat digunakan untuk memberikan layanan yang sifatnya on demand, seperti download film, upload video atau video on demand. Aplikasi-aplikasi konten siaran tersebut akan disimpan di server content provider. Jaringan seluler digunakan sebagai pipa untuk pengiriman data. Dengan demikian jaringan yang dimaksud harus mampu memberikan layanan data dengan kecepatan tinggi karena volume data video cukup besar misalnya hingga 384 kbps per kanal siaran. Untuk sistem GSM dapat dilayani di jaringan HSDPA sedangkan untuk sistem CDMA dapat dilayani jaringan 1xEV DO.

Pemancar T-DMB biasanya menggunakan daya transmisi antena pemancar sebesar 2000 Watt. Cakupan layanan yang dapat dilingkupi dengan baik adalah dengan radius sekitar 70 km dari titik antena pemancar. Ini dapat diartikan sama dengan menempatkan titik pemancar televisi di pusat 0 km Jakarta dan siaran televisi masih dapat dinikmati dengan baik di gerbang tol Cikampek – Padalarang. Pemancaran sinyal DMB dapat dimungkinkan dengan perancangan jaringan frekuensi tunggal.

Standar DMB dikeluarkan oleh badan standar telekomunikasi Eropa (ETSI) pada Juli 2005 dengan nomor ETSI TS 102 427. Alokasi spektrum frekuensi sistem T-DMB ialah VHF Band-III (TV ch.7—ch.13, 174-216 MHz) dan L-Band (1.5 GHz). Satu kanal analog untuk siaran TV analog selebar 6 MHz dapat digunakan untuk beberapa blok siaran TV Digital. Di negara lain selain band-III, DMB-T juga dialokasikan pada frekuensi L-band.
Tabel 1. Rencana Frekuensi DMB di Korea Selatan
Sumber: Gwangsoon Lee, Disaster Warning System with Terrestrial Digital
Multimedia Broadcasting, ETRI Republic of Korea, Maret 2005.

Di pita frekuensi Ultra High Frequency (UHF) sistem DMB dialokasikan pada kanal 14 hingga kanal 69 atau sebanyak 55 kanal. Dalam satu blok 6 MHz, jumlah kanal yang dapat didukung adalah layanan video sebanyak 1-2 kanal, layanan audio sebanyak 2-3 kanal dan layanan data sebanyak satu sampai dua kanal. Lebar pita yang diperlukan untuk mengirimkan satu kanal layanan Mobile TV adalah 1,536 MHz.

B. Digital Video Broadcasting for Handheld (DVB-H)
DVB-H merupakan sistem siaran Mobile TV hasil pengembangan dari teknologi DVB-T untuk penerimaan digital TV di handheld. Sistem ini dapat menggunakan infrastruktur eksisting dari DVB-T. Elemen utama yang ditambahkan pada infrastruktur DVB-T adalah pada link layer yaitu time slicing dan additional FEC. Penggunaan time slicing pada DVB-H bersifat mandatory, sementara penggunaan FEC bersifat optional. FEC multiprotocol encapsulated (MPE FEC) berfungsi memperbaiki performansi carrier to interference (C/I) kanal mobile dan meningkatkan toleransi interferensi. Sistem dilengkapi dengan aplikasi yang mampu membuat Mobile TV tetap memberikan performansi layanan yang handal walaupun terminal berada pada posisi bergerak atau sistem harus dapat mengakomodasi terjadinya proses handover antar cell.
Pada sistem DVB-H, setiap kanal televisi atau video akan mengalami proses encoding menjadi data format IP menggunakan perangkat Encoder MPEG-4/AVC (H.264). Selanjutnya operator dapat menentukan resolusi dan frame size sesuai kebutuhan di lapangan. Pemilihan ini akan mempengaruhi bit rate yang dibutuhkan untuk menyiarkan layanan. Keluaran encoder dalam bentuk format IP selanjutnya akan melalui proses enkapsulasi pada perangkat IP Encapsulator. Pada proses enkapsulasi, setiap data dalam bentuk format IP akan dimasukkan ke frame IP atau kanal data yang selanjutnya dibagi ke dalam time slice. Dengan demikian setiap kanal televisi akan menduduki suatu time slice tertentu. Penggunaan time slicing dilakukan dengan tujuan antara lain mereduksi konsumsi daya pada terminal handheld dan agar proses handover dapat berjalan mulus.
Reduksi daya dapat terjadi karena dalam suatu waktu, suatu terminal handheld hanya akan menerima satu kanal televisi, sehingga terminal tersebut hanya akan aktif pada saat penerimaa time slice kanal bersangkutan. Dengan penggunaan mekanisme time slice, reduksi daya di sisi terminal handheld dapat dilakukan hingga 90%. Disamping itu, saat dimana terminal dalam kondisi tidak aktif (tidak menerima sinyal), maka waktu tersebut dapat digunakan terminal untuk melakukan pengukuran kuat sinyal untuk keperluan handover.

Sumber: DVB-H: Live Broadcast Mobile TV, Nokia
Gambar 2. Konfigurasi DVB-H

Teknologi DVB-H distandarisasi oleh ETSI pada tahun 2004 (EN302304). DVB-H dapat menghantarkan antara 20 hingga 40 kanal televisi. Jumlah kanal yang dapat disiarkan tergantung pada kemampuan bit rate yang dapat dikirimkan. Umumnya bit rate maksimum dalam satu perangkat multiplex adalah 11 MBps. Sedangkan jumlah pelanggan yang dapat dilayani hingga jutaan karena menggunakan mode siaran.

Proteksi sinyal radio pada sistem DVB-H dilakukan dalam dua tingkat. Di lapisan fisik, sistem DVB-H menggunakan mode pembawa COFDM yang memiliki ketahanan yang tinggi untuk lingkungan mobile yang penuh dengan lintasan jamak. Sementara untuk lapisan penghubung (data link layer), sistem DVB-H menggunakan mekanisme FEC yaitu penyisipan bit-bit (frame) FEC pada paket data sebelum paket data tersebut melalui proses enkripsi.

Sistem DVB-H merupakan derivatif dari sistem DVB-T. Oleh karena itu sistem DVB-H sejak awal dirancang untuk dapat beroperasi dengan menggunakan infrastruktur DVB-T secara sharing. Dalam implementasinya, sistem DVB-H dapat dibangun dalam beberapa skenario konfigurasi. Sebagai contoh adalah konfigurasi sharing multiplexer. Konfigurasi ini umumnya digunakan oleh operator yang telah memiliki infrastruktur DVB-T. Pada skenario konfigurasi ini, kanal Mobile TV DVB-H yang sudah melewati perangkat IP encapsulator dikirimkan ke perangkat multiplexer DVB-T. Perangkat multiplexer ini selanjutnya akan mengkombinasikan kanal TV terestrial yang dikodekan dalam format MPEG-2 dan kanal mobile TV yang dikodekan dalam format MPEG-4. Keluaran multiplexer berupa paket data tunggal selanjutnya akan melalui perangkat modulator COFDM untuk ditansmisikan dalam single stream.



Sumber: DVB-H Digital Broadcast Services to Handheld Devices, PROCEEDINGS OF THE IEEE, VOL. 94, NO. 1, JANUARY 2006
Gambar 3. Konfigurasi Sharing Multiplexer

Dalam implementasi sistem DVB-H di lapangan, sinyal mobile TV ditransmisikan dengan daya pancar yang lebih besar dibandingkan sinyal DVB-T, karena terminal pelanggan pada sistem DVB-T dilengkapi dengan antena outdoor. Berbeda dengan sistem DVB-H, sinyal mobile TV harus mampu mencapai coverage indoor untuk dapat menjangkau terminal mobile TV. Untuk mengantisipasi loss pada penetrasi area indoor, maka sinyal mobile TV dikirimkan dengan daya pancar yang tinggi.
Sistem DVB-H dirancang bekerja pada spektrum siaran Band IV antara 470 MHz hingga 650 MHz. Karena sejak awal terminal DVB-H dirancang agar juga memiliki kemampuan mobile telephone, maka penggunaan spektrum ini juga tepat untuk meminimisasi interferensi yang berpotensi terjadi antara penerimaan sinyal DVB-H dengan penerimaan sinyal GSM/CDMA/3G.











Gambar 4. Terminal Handheld DVB-H

Terminal DVB-H telah banyak tersedia di pasar, dimana sebagian besar merupakan gabungan antara terminal seluler dan terminal DVB-H. Berikut ini adalah contoh kombinasi terminal DVB-H dan seluler yang diproduksi oleh Nokia dan LG.

C. Media Forward Link Only (MediaFLO)
Teknologi ini dikembangkan oleh Qualcomm di Amerika Serikat dan mulai diluncurkan ke pasar sejak 2007. Sistem FLO dibangun oleh empat sub-sistem. Pertama adalah NOC, merupakan pusat fasilitas pengendali jaringan yang mencakup NOC nasional dan lokal. Fungsinya untuk menangani kegiatan billing, distribusi, infrastruktur jaringan, manajemen konten dan informasi panduan program. Kedua adalah antenna pemancar yang digunakan untuk mengirimkan konten ke perangkat mobile melalui gelombang forward link only (FLO). Ketiga adalah jaringan 3G yang dimiliki operator wireless berfungsi untuk mendukung layanan interaktif pelanggan. Dan yang keempat adalah Terminal FLO. (Biasa dikenal dengan Handset MediaFLO). Perangkat ini dapat menerima gelombang FLO yang berisikan layanan dan informasi program-guide.




Sumber: FLO Technology Overview, Qualcomm, 2007.
Gambar 5. Jaringan MediaFLO

Konten siaran terdiri dari dua jenis yaitu yang langsung dan rekaman. Siaran langsung diterima dari penyedia (content provider) dengan format MPEG-2 (704/720 x 480/576 pixel), kemudian dipancarkan ke pelanggan menggunakan standar transcoding H.264 dengan resolusi QVGA. Sedangkan konten rekaman atau non-real time disimpan pada content server, melalui link IP kemudian direformat ke dalam aliran paket dan disiarkan ke pelanggan. Distribusi stream paket FLO dilakukan oleh Media Distribution System (MDS). Mekanisme transport dari MDS ke Pemancar FLO dapat melalui satelit, jaringan serat optik atau media lainnya. Di lokasi pasar yang diinginkan, konten yang diterima diubah ke gelombang FLO, dan dipancarkan melalui Pemancar FLO. Jika tersedia local content di wilayah tersebut, maka dapat dikombinasikan kemudian dipancarkan. Hanya terminal yang terdaftar saja yang dapat menerima layanan. Pelanggan dapat menyimpannya untuk ditonton nanti kemudian atau ditonton secara langsung. Konten ini dapat berisi video QVGA dan audio seperti halnya stream data IP. Jaringan 3G seperti CDMA2000 1xEV DO, UMTS atau HSDPA diperlukan untuk layanan interaktif termasuk pembelian dan transaksi download.

Antarmuka udara dapat dipilih untuk lebar pita baik 5, 6, 7 atau 8 MHz. Tiap hertz dapat membawa data dengan kecepatan antara 0,47 hingga 1,87 bit per detik. Dengan demikian pada lebar kanal 6 MHz, lapisan fisik MediaFLO dapat mencapai kecepatan 11,2 Mb per detik. Namun demikian kecepatan data ini adalah trade off antara cakupan dan throughput. FCC, badan pengawasan penggunaan frekuensi di Amerika Serikat mengalokasikan frekuensi MediaFLO pada rentang pita 698-746 MHz dengan lebar blok masing-masing 6 MHz dan daya transmisi 50 kW ERP. Tinggi menara yang digunakan biasanya 300 meter.

Kesimpulan
Hampir semua sistem siaran Mobile TV menggunakan arsitektur, teknologi dan akses ganda yang hampir sama atau generik. Sebagai contoh baik teknologi DMB, DVB maupun FLO secara bersamaan mengoptimalkan konsumsi daya, diversity frekuensi dan diversity waktu.
Terminal mengakses informasi dan menentukan pada interval waktu kapan aliran konten dikirimkan. Kemampuan time slicing memungkinkan handset hanya akan mengkonsumsi daya ketika aliran konten yang diinginkan sedang ditransmisikan; sedangkan pada waktu lain perangkat tidak menkonsumsi daya.

Ketiga teknologi baik DMB, DVB-T, dan Terrestrial Integrated Services Digital Broadcasting (ISDB-T) menggunakan OFDM. Teknologi OFDM mempunyai spektral frekuensi yang tinggi sehingga sesuai dengan kebutuhan mobilitas dalam lingkungan sel SFN.

Daftar Pustaka:
1. Ryu, Peobmin, ”T-DMB in Korea –The present and the future“, Director Ministry of Information and Communication Republic of Korea, 26 Oktober 2005.
2. Lee, Gwangsoon, “Disaster Warning system with T-DMB”, ETRI Republic of Korea, 3 Agustus 2005
3. Mobile TV 3rd edition broadcast network roll out, busines models and handset, Informa telecoms & media, 2007.
4. Ahmadi, Hazim, ”Trial Layanan M2V di Jakarta”, Lab Wireless TELKOM RDC, Bandung, Juli 2007.
5. Agung Satrio, ”Mobile TV Turn on Anywhere”, Nokia Siemens Network, TELKOM RisTI, June 2007, Bandung.
6. Rudy Teng, ”Digital Multimedia Broadcasting in Korea”, In-Stat, Washington-USA, January 2005

Hazim Ahmadi
Bergabung dengan R & D Center PT TELKOM sejak tahun 1996. Bekerja di Laboratorium Wireless Network, untuk menangani teknologi fixed wireless dan seluler. Terlibat aktif dalam organisasi PHS Mou Group, CDMA Development Group, IEEE dan Mobile Comm International magazine.